Mungkin bagi setiap orang didunia, punya keluarga utuh itu anugerah yang tidak ternilai harganya, ya saya juga merasa seperti itu. tapi itu dulu saat masih mempunyai keluarga utuh itu. saat belum ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab masuk kedunia kami.
punya dua orang polisi yang membangkan, tentu itu orang tua saya. orangtua yang selalu siap sedia ketika anak-anaknya membutuhkan mereka dan selalu ada tanpa anak-anaknya pinta. dulu saya memang masih remaja, yang masih ingin dimanja oleh kedua orang tua, tapi orang tua saya mendidik saya dengan keras supaya tidak jadi anak manja dan harus bisa mandiri. saya sangat sadar betapa sayangnya mereka kepada saya, semua manfaat didikan itu akhirnya saya rasakan hari ini. saat orang tua saya sudah tidak ada "disisi" saya lagi dan mereka sudah punya pasangan masing-masing.
saya gadis berusia 19 tahun yang sudah 4 tahun ini hidup bersama orangtua tiri dan ibu kandung saya. sungguh saya tidak pernah membayangkan akan mengalami kejadian seperti ini. yang saya tau adalah orang tua kandung saya sangat rukun, saya merasa kamilah keluarga paling bahagia di dunia ini. saya dan 3 adik saya akhirnya menjadi korban dari segalanya. 2 adik saya sekarang tinggal bersama ayah kandung dan ibu tirinya. sedangkan si bungsu bersama nenek saya.
awal kisah saya bertemu dengan calon ayah tiri saya, dia sudah memancarkan aura negatif bagi saya, seketika perasaan saya sangat menolak orang itu hadir dihidup saya. satu hal yang makin membuat saya menolak adalah dia membohongi saya dari sebelum saya bertemu dia untuk pertama kalinya. diam-diam tinggal dirumah saya yang waktu itu rumah yg masih saya tempati adalah rumah ortu kandung saya yang maaf sangat besar sampai saya tidak bisa memantau setiap orang yang ada disana. saya memang masih sangat muda tapi saya bisa berpendapat bahwa laki-laki macam apa yang menumpang untuk tidur, makan, mandi dll dirumah perempuan yang bukan istrinya? dan hal itu makin buruk setiap kali saya berlibur di vila orangtua saya. setiap saya minta laporan dari pembantu saya, yang saya dengar selalu orang itu ada dirumah dan minta dilayani layaknya tuan rumah. spontan saya sangat marah ada orang asing dirumah saya yang berani minta ini itu sama pembantu saya. sayangnya saaat itu saya belum bisa bahkan takut mengeluarkan pendapat.
hingga suatu ketika saya sakit tipes, dan apa yang kalian tahu? tidak sedetikpun ibu saya merawat saya. dia hanya berdiri di pi tu kamar dan bilang "udah baikan?" setelah saya jawab dia langsung meninggalkan saya kembali menemui lelaki itu. tidak sampai 10detik bukan? hanya pembantu saya yang setia menemani saya dan merawat saya selama 3 minggu saya dirumah. saya hanya meminum obat-obatan yang dibeli sendiri di apotek dan obat cacing yang dicampur madu untuk tipesnya. tidak ada perawatan khusus dari dokter yang seharusnya saya terima. hanya ada perawatan dari pembantu.sampai dalam waktu 3 minggu itu berat badan saya turun drastis sebanyak 10 kg. betapa kagetnya sahabat-sahabat saya ketika mereka menjenguk saya kerumah. ya, hanya mereka pelipur lara saya, mereka datang dengan sejumlah cerita-cerita lucu agar saya bisa tertawa. merekalah yang tahu selanya tentang ini. dan merekalah yang selalu ada ketika saya dalam kondisi terpuruk. dari sinilah saya tersadar bahwa pria yang numpang dirumah saya tidak punya rasa peduli sama sekali kepada saya dan hanya ingin bersama mama. hari terus berganti dan pada bulan november tanggal 26 dimana hari itu ulang tahun saya, mama lupa ada apa dihari itu sampai akhirnya saya bilang hari ini saya ulang tahun. ya gak nyangka.
disekolah, saya tidak bisa berkonsentrasi menerima materi latihan paskibra yang ada. sebelum latihan saya memang dikerjai teman-teman saya, tapi itu membuat saya tersenyum karena mereka ingat ulang tahun saya.
saat itu hujan deras dan saya pulang berjalan kaki, jarak dari rumah ke sekolah tidak terlalu jauh. sampai akhirnya lusa saya demam, pada tanggal 2 desember 2008 saat saya masih demam, sekitar jam 8 pagi teman-teman mama datang kerumah dan masuk ke kamar saya. mereka bilang mau ngambil kebaya pager ayu. saya sama sekali tidak tahu kebaya itu. salah satu teman mama bertanya, "kamu memang gak tahu tgl 3 mau ada apa kak? mamamu kan mau nikah, kamu hadir kan?" sontak saya kaget dan gak habis pikir bahwa akan ada kejadian ini dan saya cuma bisa bilang, "iya tante, pasti.." rasanya hati saya hancur mendengar ibu saya menikah tanpa memberi tahu saya. sorenya saudara dari keluarga mama datang denga rombongan 3 mobil tipe shuttlebus. mereka bertanya kebaya apa yang bakal saya pakai. saya cuma bilang, "gak ada kebaya bude, aku gak mau datang" semua keluargaku mungkin gak tega nanya2 lagi. sampai mama datang dan cuma ngasih 2 potong kemeja baru untuk saya pakai besok.
besoknya saya lihat semua orang pakai kebaya dan saya hanya pakai kemeja. saat saya dtg ke tempat dimana mama dirias, beliau tidak mau menemui saya dan hanya bilang "kamu nanti sama om jamal. jangan nakal awas ya" saat saya sampai digedung resepsi dan salah jalan saat ccari toilet, beliau sedang bersama perias pengantin dan bilang "sana sana! ke om jamal sana!" ya Allah, hati saya hancur sekali.. itu satu diskriminasi pertama yang saya dapat.
akhirnya rumah yg saya tempati dijual dan saya pindah kerumah baru yang bis dibilang 9x lebih kecil dari rumah saya sebelumnya bersama mama dan suaminya. hari demi hari diskriminasi yang saya rasakan semakin banyak hingga akhirnya lelaki itu mendiskriminasi saya secara keseluruhan. saya adalah orang lain, ibu saya tidak boleh memanjakan saya dan lelaki itu mempersulit semuanya, sampai saya tidak mempunyai teman lagi karena mereka tidak mau bertemu dengan lelaki rese itu.
saat ini saya sakit, dan semenjak ibu saya kenal lelaki itu saya sulit mendapatkan fasilitas kesehatan. dulu mata saya iritasi berat dan harus dilarikan ke cicendo dan lelaki itu bilang, "tinggal kompres tuh matanya pake air anget. ribet banget" menurut kalian apakah itu pantas dilontarkan seseorang yg menjadi ayah tiri saya sekarang? dan masih banyak perkataan2 yang tidak seharusnya dilontarkan, salah satunya lagi seperti, "mentang2 anaknya dibelain aja terus" suatu hal yang wajar jika seorang ibu membela anaknya ketika anaknya dipojokan oleh siapapun. saat itu saya dipojokan oleh lelaki itu.
kejadian yang baru saja saya alami adalah saya pergi dari rumah ketika saya tidak mau minta maaf kepada lelaki itu karena saya jelas tidak salah. saya hanya bilang tentang apa yang saya rasakan selama 4 tahun ini dan sebelumnya saya cuma bisa diem dan nerima segala perlakuan tidak menyenangakan dari lelaki itu. yang harus kalian tahu, lelaki itu tidak ada bedanya dengan ank SMP kelas 1. dia ingin dinomor satukan dan ibu saya tidak diperbolehkan mengurus saya seperti dulu. suatu diskriminasi besar bagi saya.
5 hari yang lalu saya mau pulang kerumah karena ibu saya yang meminta saya dengan syarat2 yang beliau iyakan. tapi lelaki itu tetap angkuh dan sombong.
jujur saja saya tidak akan pernah menyukai dia sampai mati. kesombongannya akan berbalik padanya nanti ketika kedua anaknya dewasa. dua anaknya itu adalah anak2 yang sangat lucu dan dekat dengan saya. tapi saya tetap tidak ingin mereka menjadi seseorang yg mempunyai pribadi seperti ayah dan keluarga ayahnya yang selalu memprioritaskan uang. dan menghitung segala kebaikan atau uang yang mereka berikan pada seseorang. termasuk kepada saya. seminggu yang lalu lelaki itu pamer kalau dialah yang membiayai semuanya, semua fasilitas dia yang memberikan. tapi kenyataanya saya bisa jadi mahasiswa seperti ini bukan dari uang dia tapi uang ibu saya yang memang disimpan untuk biaya pendidikan saya.
satu persatu harta ibu saya dijual. baru saja salah satu rumah ibu saya dijual, entah untuk apa dan saya hanya diberi jatah 1 buah laptop yang harganya 0,1% dari hasil jual rumah itu. sisanya? saya tidak merasakan apa-apa lagi. apakah ini cuma perasaan saya kalau lelaki itu berusaha menguras harta ibu saya?
akhirnya saya hanya bisa berdoa kepada Allah SWT untuk meminta perlindungan dari segalanya. dan minta dibukakan mata ibu saya terhadap lelaki itu. lelaki itu sebelumnya adalah seorang bujangan muda berusia 27 tahun yang belum pernah mempunyai anak dan pribadi yang sangat sombong dan egois.
saya tidak pernah merasakan yang dinamakan bahagia dalam keluarga ini. saya hanya dijadikan babysitter/pembantu dirumah ini. sungguh penyesalan yang sangat besar ketika ibu saya akan membuang saya ke jawa tengah (rumah nenek) dan saya menentang hal itu. penyesalan yang sangat benar-benar luar biasa karena saya tidak mau ada disini dengan serangkaian diskriminasi yang ada dari lelaki itu..
satu hal yang akan terus melekat didalam diri saya adalah yang namanya ibu atau ayah tiri tidak akan memperlakukan anak pasangannya dengan baik. hanya 1:1000000000 orang lah yang bisa memperlakukan anak pasangannya dengan baik
satu hal yang akan terus melekat didalam diri saya adalah yang namanya ibu atau ayah tiri tidak akan memperlakukan anak pasangannya dengan baik. hanya 1:1000000000 orang lah yang bisa memperlakukan anak pasangannya dengan baik