bisnis online anak muda

Senin, 12 November 2012

Jika Terlahir Sebagai Lelaki

hidup ini memang adil, tapi terkadang gue merasa hidup itu gak adil ketika gue harus dihadapkan dengan masalah gender. pandangan gue ya cowok atau cewek itu setara, tinggal gimana caranya kita mengatur semua peranan masing-masing.
gue terlahir sebagai anak perempuan, awalnya gue merasa gue hidup dalam keluarga paling bahagia didunia dan saat itu gue bisa melakukan apa yang gue mau. mungkin karena saat itu gue masih kecil. semakin gue beranjak dewasa gak ada perubahan berarti tentang kebebasan gue berekspresi dan berkarya. gue suka nyanyi ortu gue memfasilitasi, gue suka pergi ke museum, ortu gue ngajak gue ke museum-museum, gue suka berenang, ortu gue mebiarkan gue berenang sampai kulit gosong. sampai suatu ketika gue harus terima kenyataan kalo ortu gue harus pisah. wah, rasanya gak bisa dibayangkan, hancur banget perasaan gue. saat itu gue masih labil, ditambah keadaan brokenhome. mungkin gue termasuk satu dari gak banyak anak brokenhome yang gak "macem-macem". awalnya iya gue diajak sana sini yang gak bener, rokok lah, minuman keras lah, dan banyak lagi. tapi gue bersyukur karena tuhan masih sayang sama gue, dan gue beruntung masih dikasih iman yang kuat meskipun ibadah gue belum sesempurna seorang haji, kyai, ustadzah dan sebangsanya. ok, skip sekilas tentang gue.
saat ini gue adalah seorang mahasiswa yang kebetulan sangat cinta hutan dan pantai. gak tau kenapa panggilan hati gue rasanya nyaman saat ada di tempat tersebut. andai gue seorang lelaki dan hidup dikeluarga yang tadi gue bilang keluarga paling bahagia itu, mungkin gue bisa leluasa minta izin ortu buat ngizinin gue mendedikasikan hidup gue buat hutan dan pantai. memang kedengerannya gak penting atau mungkin lo beranggapan gue hanya ingin ngikutin si Jane nya Tarzan gitu, atau cari kesenangan doang. salah men! gue ingin diri gue ini bermanfaat buat semua orang, semua hewan dan tumbuhan. gue ingin jadi kuncennya hutan2 di indonesia, jagain mereka, lestariin mereka, pantainya juga gitu, pengen gue jaga, supaya tetep bersih dan tetep indah. dosen gue, pak Anang, selalu bilang tentang sustainable tourism saat gue ada di semester 2. itu jadi salah satu misi gue, kalau gue bisa dedikasiin hidup gue untuk hutan dan pantai. mimpi memang kalo sekarang gue berandai2 kayak gitu, tapi siapa tahu setahun atau bahkan lebih cepat dari setahun gue bisa wujudkan itu semua.
tapi ini kendalanya. gue terlahir sebagai perempuan dan saat ini gue hidup dalam keluarga yang berbeda 180 derajat. gender sangat dinomor satukan. memang yang namanya ortu wajar cemas kalau lihat anak gadisnya pontang panting sana sini cuma buat hutan dan pantai. tapi gue rasa gue udah dewasa, udah patut dikasih kepercayaan sepenuhnya. gausah kekang gue dengan berbagai aturan yang malah bikin gue depresi dan ansos sama sahabat-sahabat gue. kebetulan gue orangnya "batu" gue gabisa dipaksa, semakin gue dipaksa ya jangan salahkan gue kalau gue gak mau denger dan nekad lakuin apa yang gue mau. tapi disini gue menghargai ibu gue yang mau anaknya jadi anak rumahan kayak siti nurbaya, tau-tau gue dijodohin aja! (amit-amit!!)
andai gue terlahir sebagai laki-laki, mungkin keluarga baru ini gak akan membatasi gue, dan andai kepala keluarga ini tau apa yang gue mau, mungkin gue gak akan se"batu" ini. yang gue mau cuma hidup bersama alam dan isinya, gak banyak aturan yang mengikat kuat dan bahagia bersama apa yang gue impikan itu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar